Strawberry dengan warna merah menyala ini memiliki daya ampuh mencegah
penyakit. Salah satunya kanker kerongkongan. Sebuah penelitian di Ohio
State University telah membuktikan keampuhan stoberi dalam memerangi
kanker tenggorokan (esophageal cancer).
Kanker kerongkongan
merupakan pembunuh keenam terbesar di dunia. Tingkat kelangsungan hidup
penderitanya sangat kecil. Sekitar 8 persen saja pasien yang mampu
bertahan lebih dari lima tahun setelah didiagnosis menderita kanker
jenis ini. Tong Chen, peneliti utama dalam proyek peneltian ini,
mengungkapkan stroberi bisa menjadi pencegah yang aman dan murah kanker
kerongkongan. Lebih dari itu, stroberi dapat digunakan dalam metode
pengobatan kanker secara konvensional. Sebelumnya, Chen melakukan
penelitian dengan melibatkan 38 orang China dengan kelainan (dysplasia)
kerongkongan mulai dari tingkat ringan hingga sedang.
Namun,
mereka yang menjalani penelitian secara menyeluruh hanya 36 orang.
Mereka yang berusia rata-rata 55 tahun itu diminta mengonsumsi 60 gram
stroberi. Pertama-tama, buah dikeringkan dan dibekukan, kemudian
dilarutkan dalam dua gelas air, kemudian diminum dua kali sehari. Selain
stroberi beku kering, sangat dianjurkan mengonsumsi buah stroberi
segar. Walhasil, setelah enam bulan, berdasarkan anatomi mikroskopis sel
kanker (histology) di beberapa daerah kulit (precancerous lesion), 29
dari 36 peserta mengalami penurunan secara keseluruhan.
Penelitian
ini menunjukkan potensi stroberi untuk mencegah kanker. Kendati
demikian, Chen masih terus mendalami penelitian tersebut untuk
mendapatkan akurasi data terkait potensi stroberi. Ia meneliti adanya
agen-agen antikanker dalam stroberi. Stroberi setidaknya mengandung
berbagai vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang dikenal sebagai
fitokimia.
No comments:
Post a Comment